Senin, 16 Januari 2012

DESA MEKARSARI KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN BANDUNG


1.    Letak , Luas dan Jarak
Mengungkap suatu permasalahan dalam penelitian tidak akan terlepas dari faktor lokasi mengingat faktor lokasi merupakan faktor penting dalam kajian geografis. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang daerah atau tempat yang bersangkutan.
Lokasi merupakan suatu variabel yang dapat mengungkapkan berbagai gejala yang akan dipelajari, dengan demikian maka dapat diuraikan mengenai letak, batas-batas penelitian mempermudah mengkaji fenomena atau masalah dalam penelitian kali ini.
Letak astronomis Desa Mekarsari terletak pada 1070 59’30” 07005’00”LS dan 107047’30” - 107042’30”BT  dan secara administratif daerah penelitian ini terbagi kedalam 3 dusun, 13 rukun warga (RW),  dan 57 rukun tetangga (RT) yaitu dusun Ceuri  yang di dalamnya mencakup RW 01, RW 02, RW 03, dan RW 04, dusun  Bojong Nangka di dalamnya terdiri atas RW 05, RW 06, RW 07, RW 08 dan RW 09 dan dusun Leles  mencakup RW 10, RW 11, RW 12, dan RW 13. Berdasarkan letak geografis daerah penelitian ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
·      Sebelah Utara           : Desa Ranca Kasumba Kecamatan Solokan Jeruk
·      Sebelah Barat            : Desa Ciparay Kecamatan Ciparay
·      Sebelah Timur           : Desa Sukamaju Kecamatan Majalaya
·      Sebelah Selatan         : Desa Manggungharja Kecamatan Ciparay
Letak Desa Mekarsari secara relatif dari Ibu Kota Kecamatan di Ciparay sekitar 4 km dengan jarak tempuh 0.25 jam sedangakan dari Ibu Kota  Kabupaten di Soreang sekitar 35 km dengan jarak tempuh selama 1.5 jam, serta jarak dari Ibu Kota Provinsi Jawa barat 40 km atau sekitar 3 jam. Luas keseluruhan Desa Mekarsari adalah 190.118 ha.
 
2.    Iklim
Iklim merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Unsur-unsur iklim diantaranya adalah suhu udara, tekanan udara, kecepatan angin, kelembaban, curah hujan, awan dan penguapan. Iklim mempunyai pengertian yang sangat kompleks, sehingga pengertiannya juga sangat luas. Iklim juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, termasuk etos kerja suatu bangsa.
Menurut Rafi’I, (1995:1) iklim merupakan keadaan rata-rata kondisi suatu atmosfer suatu wilayah dalam jangkauan waktu yang relatif lama dan dalam cakupan wilayah yang luas. Unsur-unsur iklim seperti suhu udara, curah hujan, tekanan udara, angin, kelembapan udara dan intensitas penyinaran matahari yang sifatnya kuantitatif maupun kualitatif akan berpengaruh terhadap kemungkinan diselenggarakannya suatu aktivitas tertentu seperti pertanian, perkebunan, perindustrian, dan sebagainya.
Pembagian iklim secara tradisional dan klasifikasi umum adalah pembagian zone-zone iklim berdasarkan garis-garis lintang (latitude). Klasifikasi ini juga disebut klasifikasi iklim astronomik. Klasifikasi yang telah dikenal sejak zaman Yunani kuno ini membagi bola bumi menjadi 3 zone iklim :
a.    Iklim Tropis, terletak di daerah khatulistiwa. melingkari globe yang dibatasi oleh 23 1/2° Lintang Utara dan 23 1/2° Lintang Selatan. Ciri dari iklim tropis salah satunya adalah tidak mempunyai musim dingin.
b.    Iklim Sedang, daerahnya terletak diantra 23 1/2° Lintang Utara sampai
66 1/2° Lintang Utara dan 23 1/2° Lintang Selatan sampai 66 1/2° Lintang Selatan. Ciri khas zone ini adalah memiliki empat musim tiap tahun, yaitu musim semi (springs), musim panas (summer), musim gugur (autumn), dan musim dingin (winter).
c.    Iklim Kutub/Dingin, daerahnya terletak antara 66 1/2° Lintang Utara sampai dengan 90° Lintang Utara (Kutub Utara) dan antara 66 1/2° Lintang Selatan sampai dengan 90° Lintang Selatan (Kutub Selatan). Ciri khas zone ini adalah tidak mempunyai musim panas.
Secara umum Bandung merupakan daerah tropis. Di daerah tropis yang paling mempengaruhi adalah ketinggian suatu tempat dari permukaan laut. Junghun telah membuat sistem klasifikasi iklim atau zonifikasi iklim khusunya untuk pulau Jawa berdasarkan ketinggian tempat dan penyebaran tumbuhan sebagai tipe iklim suatu daerah.


No
Zone
Altitude
(Mdpl)
Suhu (0C)
Vegetasi
1
Panas
0-700
26-30
Teh, kelapa, sawit,
jagung, tebu, kopi, karet
2
Sedang-Sejuk
700-1500
28-23
Teh, kina, kol, tomat,kentang, cabe
3
Sejuk
1500-2500
18
Kina, pinus
4
Dingi
2500-3300
15-20
Rumput alpin, lumut
5
Dingin Bersalju
>3300
<15
Salju
         Sumber: Rafi’i 1995
Berdasarkan data profil Desa tahun 2010, Desa Mekarsari memiliki
curah hujan 1500s/d 4000 mm/tahun. Suhu udara Desa Mekarsari berkisar antara 270 C - 320 C dengan suhu rata-rata sekitar 290 C dimana terdapat jumlah bulan hujan antara 6-8 bulan/tahunnya. Jika dilihat dari zonefikasi iklim berdasarkan sistem Junghuhn di atas maka Desa Mekarsari termasuk kedalam zone iklim panas (zonefikasi iklim menurut Junghuhn : iklim sedang sekitar 0-700 mdpl). Budidaya pertanian yang cocok dikembangkan di Desa Mekarsari di antaranya adalah padi, jagung, kacang-kacangan, dan umbi-umbian.
3.    Topografi
Topografi merupakan kondisi fisis yang sangat erat kaitannya dengan letak pemukiman penduduk. Penduduk cenderung mencari tempat yang datar untuk membangun tempat tinggalnya, dan menghindari tempat yang terjal karena akan menyulitkan aktivitas manusia. Ditinjau dari kondisi topografinya, Desa Mekarsari berupa daerah yang landai dan bergelombang dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Topografi di Desa Mekarsari hampir seluruhnya datar, kelas kemiringanya yaitu 0–2.5%.
Di Desa Mekarsari tidak ditemukan adanya perbukitan ataupun lembah yang terjal, akan tetapi banyak terdapat lahan pertanian. Wilayah Desa Mekarsari ini merupakan salah satu titik terendah di wilayah Bandung sehingga berpotensi untuk menampung buangan air dari daerah yang lebih tinggi terutama ke Citarum. Karena semua sungai bermuara kesana, maka volume air yang masuk sangat besar, terutama pada musim penghujan. Keadaan topografi yang datar, mengakibatkan laju dari air sungai menjadi lambat, sehingga pada musim penghujan, air yang bermuara Citarum tidak seluruhnya tertampung. Air yang tidak tertampung tersebut meluap ke daerah pemukiman warga sehingga mengakibatkan banjir.
4.    Penggunaan lahan
Menurut Arsyad, (1989:207) penggunaan lahan diartikan sebagai bentuk campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual. Lahan merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perencanaan pembangunan wilayah, karena penggunaan wilayah di suatu daerah akan mencerminkan aktivitas manusia diatas lahan tersebut.
Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar, yaitu penggunaan lahan pertanian, dan penggunaan lahan bukan pertanian. Penggunaan lahan pertanian dibedakan berdasarkan atas penyediaan air dan komoditi yang diusahakan seperti sawah, kebun teh, dan kebun campuran. Adapun penggunaan lahan bukan pertanian dibedakan atas penggunaan pemukiman, industri, pertambangan dan sebagainya.
Bentuk penggunaan lahan merupakan salah satu parameter tentang besar kecilnya potensi air yang dimiliki di suatu daerah. Pada daerah yang bervegetasi dan kerapatan tinggi, maka potensi airtanah relatif besar begitupun sebaliknya.


No
Penggunaan Lahan
Luas Wilayah (Ha/M2)
%
1
Permukiman
21
11.04
2
Persawahan
160
84.15
3
Perkebunan
-
-
4
Kuburan
1.99
1.05
5
Pekarangan
-
-
6
Taman
-
-
7
Perkantoran
0.07
0.04
8
Luas prasarana umum lainya
7.058
3.72
Total luas
190.118
100
         Sumber: Data Profil Desa Mekarsari 2010

GAMBAR 5
KOMPOSISI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA MEKARSARI

Berdasarkan tabel 4 dan gambar 5 di atas menunjukan penggunaan lahan di desa mekarsari. Berdasarkan data monogarafi Desa  sebagian besar penggunaan lahan di Desa Mekarsari  meliputi persawahan dengan luas 160 ha atau 84.15%.
 Kondisi Sosial Daerah Penelitian
1.    Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk di Desa Mekarsari setiap tahun selalu mengalami perubahan. Perubahan  jumlah penduduk tersebut dapat diketahui dengan melihat tingkat pertumbuhan penduduk oleh faktor  alamiah. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor demografis yaitu kelahiran, kematian dan migrasi. Ketiga faktor tersebut tidak hanya mempengaruhi perubahan jumlah penduduk dan komposisi penduduk, tetapi  juga dapat   mempengaruhi bidang sosial dan ekonomi suatu wilayah.
Maka dari itu, ketiga faktor demografis tersebut perlu mendapat perhatian dalam meneliti karakteristik penduduk serta perubahannya, termasuk di dalamnya karakteristik penduduk pendatang (migran). Jumlah penduduk Desa Mekarsari pada tahun 2010 tercatat sebanyak  11.077 jiwa, dengan rincian 5660 orang penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 5417 orang penduduk berjenis kelamin perempuan. Melalui rumus kepadatan penduduk dimana luas wilayah Desa Mekarsari adalah 190.118 Ha, dapat dilihat dalam perhitungan berikut ini 
Kepadatan penduduk Desa Mekarsari mencapai 5.830 jiwa/km2.  Apabila kita mengacu pada ketentuan Pemerintah tentang Undang-Undang No.56/1960 kepadatan di atas 400  jiwa/km2  tergolong  sangat padat.  Adapun  penggolongan  kepadatan menurut UU N0 56 tahun 1960 tersebut adalah sebagai berikut :

Jumlah Orang
Kriteria
< 50 orang/km2
Tidak padat
50- 250 orang/km2
Kurang padat
251- 400 orang/km2
Cukup padat
>400 orang/km2
padat
         Sumber: Data Profil Desa Mekarsari 2010
Berpedoman kepada standar klasifikasi tersebut, dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk Desa Mekarsari tergolong sangat padat. Kepadatan penduduk suatu daerah mencerminkan daya tarik untuk dijadikan tempat bermukim. Selain itu, kepadatan penduduk dapat dijadikan indikator daya dukung suatu daerah bagi penduduknya.
2.    Komposisi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin merupakan hal penting dalam suatu analisis kependudukan baik dalam kerangka ekonomis, maupun sosial. Komposisi tersebut berkaitan dengan faktor kelahiran, kematian, rasio beban ketergantungan, jumlah penduduk usia sekolah dan lain-lain. Komposisi penduduk Desa Mekarsari berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:

No
Kelompok umur
Laki-laki
%
Perempuan
%
Jumlah
1
0-1 Tahun
271
4.8
238
4.4
280
2
1-4 Tahun
254
4.5
225
4.2
660
3
5-9 Tahun
351
6.2
327
6
960
4
10-14 Tahun
373
6.6
369
6.8
950
5
15-16 Tahun
210
3.7
199
3.6
375
6
17-19 Tahun
281
5
328
6.1
541
7
20-24 Tahun
430
7.6
401
7.4
972
8
25-29 Tahun
412
7.3
403
7.5
784
9
30-34 Tahun
418
7.4
425
7.9
666
10
35- 39 Tahun
407
7.1
409
7.5
858
11
40-44 Tahun
427
7.5
323
5.9
904
12
45-49 Tahun
408
7.2
437
8.1
969
13
50-54 Tahun
412
7.3
401
7.4
837
14
55-59 Tahun
310
5.5
356
6.6
688
15
60-ke atas
696
12.3
576
10.6
758
JUMLAH
  5.660
100
5.417
100
11.077
         Sumber: Data Profil Desa Mekarsari 2010
Berdasarkan tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (66.6%) penduduk Desa Mekarsari tergolong kedalam kelompok umur produktif (15-59 tahun) yang mencapai 7397 orang, sementara kurang dari setengahnya (21,4%) penduduk Desa Mekarsari tergolong kedalam kelompok umur belum produktif (0 -14 tahun) dan mencapai 1666 orang.
Besarnya jumlah penduduk kelompok umur produktif (66.6%) merupakan modal bagi perkembangan Desa untuk jangka waktu kedepan, sekaligus menjadi tantangan dalam penyediaan lapangan pekerjaan yang berbasis pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan hasil perhitungan usia produktif ,  bahwa dalam setiap 100 orang penduduk Desa Mekarsari harus menanggung jumlah penduduk yang tidak produktif sebanyak 60 orang.
3.    Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan penting diketahui terutama untuk melihat tingkat kualitas penduduk. Tingkat pendidikan seseorang pada umumnya berkaitan dengan status sosial ekonomi dan peranannya dalam masyarakat. Untuk mengetahui potensi sumber daya manusia di Desa Mekarsari secara kualitatif dapat dilihat dari beberapa segi, di antaranya adalah tingkat pendidikan yang dicapai penduduknya. Tingkat pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur kualitas suatu masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh oleh seseorang, maka semakin besar peluang seseorang untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.
Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi tingkat pendidikan penduduk Desa Mekarsari  dapat dilihat dalam tabel 7  berikut :


No
Tingkat pendidikan
Jumlah (Jiwa)
(%)
1
Belum Sekolah
342
3.25
2
Sedang Sekolah
1451
13.75
3
Tidak tamat SD/Sederajat
451
4.28
4
SD/Sederajat
3366
31.92
5
SLTP/Sederajat
3010
28.54
6
SLTA/Sederajat
1823
17.28
7
Diplomat I
15
0.14
8
Diplomat II
-
-
9
Diplomat III
-
-
10
S-1/Sederajat
80
0.76
11
S-2/Sederajat
9
0.08
Jumlah
10.547
100
         Sumber: Data Profil Desa Mekarsari 2010
Berdasarkan tabel 8 di  atas dapat  diketahui  bahwa  komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan penduduk Desa Mekarsari masih tergolong rendah, terbukti bahwa kurang dari setengahnya (31,92%) penduduk yang menyelesaikan pendidikannya hanya sampai pendidikan sekolah tingkat dasar (SD). Namun terdapat sebagian kecil (0.98%) penduduk mampu menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Diploma I, II, III, S-1, bahkan sampai tingkat  S-2).
Apabila kita mengacu pada ketentuan pemerintah tentang wajib belajar 9 tahun, maka penduduk Desa Mekarsari yang telah melaksanakan wajib belajar 9 tahun kurang dari setengahnya (45.82%). Dan sebagian kecil (0.98%) penduduk lainnya telah melebihi batas minimal wajib belajar tersebut.
4.    Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian
Mata  pencaharian   merupakan   suatu   aktivitas   manusia  untuk  
memenuhi kebutuhan demi keberlangsungan hidupnya. Jenis mata pencaharian yang terdapat di suatu wilayah dipengaruhi oleh sumberdaya alam, sumber daya manusia, serta fasilitas sosial yang terdapat di wilayah tersebut.
Untuk lebih jelasnya mengenai mata pencaharian penduduk Desa Mekarsari dapat dilihat pada tabel 9 berikut :


No
Mata Pencaharian
Jumlah
%
1
Petani
487
8.2
2
Buruh Tani
351
5.9
3
Buruh Swasta/Industri
2350
39.5
4
Buruh Harian Lepas
2002
33.7
5
Pedagang Keliling
324
5.4
6
Pegawai Negeri Sipil
129
2.2
7
TNI/POLRI
118
1.9
8
Pengrajin Industri Rumah Tangga
167
2.9
9
Montir
19
0.3
Jumlah
5.947
100
         Sumber: Data Profil Desa Mekarsari 2010
Berdasarkan tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa mata pencaharian penduduk Desa Mekarsari kurang dari setengahnya (39,5%) bermata pencaharian sebagai buruh swasta/industri, kurang dari setengahnya (33.7%) bermata pencaharian sebagai buruh harian lepas, dan sebagian keci (0.2%) bermata pencaharian sebagai montir.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar